Selamat datang di Mahfudalqudsybersholawat.blogspot.com

Kamis, 03 Januari 2013



Leukemia (Inggris / Kanada Inggris: leukemia) (leukos Yunani''λευκός'', 'putih'; AIMA''αίμα'', "darah") adalah kanker dari sumsum darah atau tulang dan ditandai oleh proliferasi abnormal ( produksi dengan perbanyakan) sel darah, sel darah biasanya putih (leukosit). Leukemia adalah istilah yang luas yang mencakup spektrum penyakit. Pada gilirannya, itu adalah bagian dari kelompok yang lebih luas penyakit disebut neoplasma hematologi.
Leukemia secara klinis dan patologis dibagi ke dalam berbagai kelompok besar. Pembagian pertama adalah antara akut''''dan''kronis''bentuk:
  • ''''Leukemia akut ditandai oleh peningkatan cepat dari sel-sel darah yang belum matang. Berkerumun Hal ini membuat sumsum tulang tidak mampu memproduksi sel-sel darah yang sehat. Perawatan cepat dibutuhkan pada leukemia akut karena perkembangan yang cepat dan akumulasi sel-sel ganas, yang kemudian meluap ke dalam aliran darah dan menyebar ke organ tubuh lainnya. Bentuk akut leukemia adalah bentuk paling umum dari leukemia pada anak-anak.
  • ''''Leukemia kronis dibedakan oleh berlebihan membangun relatif matang, tapi masih normal, sel darah putih. Biasanya mengambil bulan atau tahun untuk maju, sel-sel yang dihasilkan di tingkat yang lebih tinggi dari sel-sel normal, sehingga banyak sel darah putih abnormal dalam darah. Sedangkan leukemia akut harus segera diobati, bentuk kronis kadang-kadang dimonitor untuk beberapa waktu sebelum perawatan untuk memastikan efektivitas maksimum terapi. Leukemia kronis terutama terjadi pada orang tua, tetapi secara teoritis dapat terjadi pada setiap kelompok usia.
Selain itu, penyakit dibagi sesuai dengan yang jenis sel darah yang terkena. Perpecahan ini membagi leukemia limfositik leukemia limfoblastik ke atau''''dan myeloid atau myelogenous leukemia'''':
  • Dalam leukemia limfositik lymphoblastic atau'''', perubahan kanker terjadi dalam jenis sel sumsum yang biasanya terjadi pada limfosit bentuk, yang melawan infeksi sel sistem kekebalan. Leukemia limfositik Kebanyakan melibatkan subtipe spesifik dari limfosit, sel B.
  • Pada leukemia myeloid atau myelogenous'''', perubahan kanker terjadi dalam jenis sel sumsum yang biasanya berlangsung untuk membentuk sel darah merah, beberapa jenis sel darah putih lainnya, dan trombosit.
Menggabungkan kedua klasifikasi menyediakan total empat kategori utama:
Empat jenis utama leukemia
Tipe sel
Akut
Kronis
Lymphocytic leukemia
(Atau "lymphoblastic")
Leukemia limfoblastik akut (ALL)
Leukemia limfositik kronis (CLL)
Myelogenous leukemia
(Juga "myeloid" atau "nonlymphocytic")
Myelogenous akut leukemia (AML)
Myelogenous kronis leukemia (CML)
Dalam kategori-kategori utama, ada biasanya beberapa subkategori. Akhirnya, leukemia sel berbulu dan T-cell leukemia prolymphocytic biasanya dianggap berada di luar dari skema klasifikasi.

Leukemia
Apakah Leukemia itu?
Leukemia adalah jenis kanker yang mempengaruhi sumsum tulang dan jaringan getah bening. Semua kanker bermula di sel, yang membuat darah dan jaringan lainnya. Biasanya, sel-sel akan tumbuh dan membelah diri untuk membentuk sel-sel baru yang dibutuhkan tubuh. Saat sel-sel semakin tua, sel-sel tersebut akan mati dan sel-sel baru akan menggantikannya.
Tapi, terkadang proses yang teratur ini berjalan menyimpang, Sel-sel baru ini terbentuk meski tubuh tidak membutuhkannya, dan sel-sel lama tidak mati seperti seharusnya. Kejanggalan ini disebut leukemia, di mana sumsum tulang menghasilkan sel-sel darah putih abnormal yang akhirnya mendesak sel-sel lain.
Apa penyebab Leukemia?
Dokter tidak selalu bisa menjelaskan mengapa ada orang yang mengidap leukemia sedangkan orang lain terhindar dari penyakit itu. Namun, kita tahu bahwa orang dengan faktor-faktor risiko tertentu lebih besar kemungkinannya terkena leukemia.
Penelitian menemukan bahwa orang yang terpapar radiasi sangat tinggi dan zat kimia industri (misalnya benzena dan formaldehida) memiliki tingkat risiko leukemia yang lebih besar.
Leukemia
Selain itu, pasien yang dirawat dengan obat-obatan anti-kanker (seperti bahan-bahan alkilasi) terkadang terkena leukemia beberapa tahun mendatang. Dan pasien yang terkena virus leukemia sel-T manusia (HTLV-I/Human T-cell leukemia virus-I) juga rentan terhadap penyakit ini. Faktor-faktor risiko lainnya termasuk orang dengan genetika tertentu (misalnya sindroma Down) atau kelainan darah tertentu (seperti sindroma myelodysplastic).
Gejala
Seperti semua sel-sel darah, sel-sel leukemia mengalir ke seluruh tubuh. Tergantung pada jumlah sel-sel yang abnormal dan tempat sel-sel ini terkumpul, pasien leukemia mempunyai sejumlah gejala umum antara lain:
  • Demam atau keringat malam
  • Infeksi yang sering terjadi
  • Merasa lemah atau letih
  • Sakit kepala
  • Mudah berdarah dan lebam (gusi berdarah, bercak keunguan di kulit, atau bintik-bintik merah kecil di bawah kulit)
  • Nyeri di tulang atau persendian
  • Pembengkakan atau rasa tidak nyaman di perut (akibat pembesaran limpa)
  • Pembengkakan, terutama di leher atau ketiak
  • Kehilangan berat badan
Diagnosis
Jika Anda mempunyai gejala atau hasil skrining yang mengarah ke penyakit leukemia, dokter harus mengetahui apakah gejala tersebut berasal dari kanker atau dari kondisi kesehatan yang lain. Anda akan diminta untuk menjalani tes darah dan prosedur diagnostik berikut ini:
  • Pemeriksaan fisik – dokter akan memeriksa pembengkakan di kelenjar getah bening, limfa, limpa dan hati.
  • Tes darah – laboratorium akan memeriksa jumlah sel-sel darah. Leukemia menyebabkan jumlah sel-sel darah putih meningkat sangat tinggi, dan jumlah trombosit dan hemoglobin dalam sel-sel darah merah menurun. Pemeriksaan laboratorium juga akan meneliti darah untuk mencari ada tidaknya tanda-tanda kelainan pada hati dan/atau ginjal.
Leukemia
  • Biopsi – dokter akan mengangkat sumsum tulang dari tulang pinggul atau tulang besar lainnya. Ahli patologi kemudian akan memeriksa sampel di bawah mikroskop, untuk mencari sel-sel kanker. Cara ini disebut biopsi, yang merupakan cara terbaik untuk mengetahui apakah ada sel-sel leukemia di dalam sumsum tulang.
  • Sitogenetik – laboratorium akan memeriksa kromosom sel dari sampel darah tepi, sumsum tulang, atau kelenjar getah bening.
  • Processus Spinosus – dengan menggunakan jarum yang panjang dan tipis, dokter perlahan-lahan akan mengambil cairan cerebrospinal (cairan yang mengisi ruang di otak dan sumsum tulang belakang). Prosedur ini berlangsung sekitar 30 menit dan dilakukan dengan anestesi lokal. Pasien harus berbaring selama beberapa jam setelahnya, agar tidak pusing. Laboratorium akan memeriksa cairan apakah ada sel-sel leukemia atau tanda-tanda penyakit lainnya.
  • Sinar X pada dada – sinar X ini dapat menguak tanda-tanda penyakit di dada.
Pengobatan apa yang ditawarkan?
Kemoterapi
Leukemia
Sebagian besar pasien leukemia menjalani kemoterapi. Jenis pengobatan kanker ini menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel leukemia. Tergantung pada jenis leukemia, pasien bisa mendapatkan satu jenis obat atau kombinasi dari dua obat atau lebih.
Pasien leukemia bisa mendapatkan kemoterapi dengan berbagai cara:
  • Melalui mulut
  • Dengan suntikan langsung ke pembuluh darah balik (atau intravena)
  • Melalui kateter (tabung kecil yang fleksibel) yang ditempatkan di dalam pembuluh darah balik besar, seringkali di dada bagian atas - Perawat akan menyuntikkan obat ke dalam kateter, untuk menghindari suntikan yang berulang kali. Cara ini akan mengurangi rasa tidak nyaman dan/atau cedera pada pembuluh darah balik/kulit.
  • Dengan suntikan langsung ke cairan cerebrospinal – jika ahli patologi menemukan sel-sel leukemia dalam cairan yang mengisi ruang di otak dan sumsum tulang belakang, dokter bisa memerintahkan kemoterapi intratekal. Dokter akan menyuntikkan obat langsung ke dalam cairan cerebrospinal. Metode ini digunakan karena obat yang diberikan melalui suntikan IV atau diminum seringkali tidak mencapai sel-sel di otak dan sumsum tulang belakang.
Terapi Biologi
Orang dengan jenis penyakit leukemia tertentu menjalani terapi biologi untuk meningkatkan daya tahan alami tubuh terhadap kanker. Terapi ini diberikan melalui suntikan di dalam pembuluh darah balik.
Bagi pasien dengan leukemia limfositik kronis, jenis terapi biologi yang digunakan adalah antibodi monoklonal yang akan mengikatkan diri pada sel-sel leukemia. Terapi ini memungkinkan sistem kekebalan untuk membunuh sel-sel leukemia di dalam darah dan sumsum tulang. Bagi penderita dengan leukemia myeloid kronis, terapi biologi yang digunakan adalah bahan alami bernama interferon untuk memperlambat pertumbuhan sel-sel leukemia.
Terapi Radiasi
Leukemia
Terapi Radiasi (juga disebut sebagai radioterapi) menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel leukemia. Bagi sebagian besar pasien, sebuah mesin yang besar akan mengarahkan radiasi pada limpa, otak, atau bagian lain dalam tubuh tempat menumpuknya sel-sel leukemia ini. Beberapa pasien mendapatkan radiasi yang diarahkan ke seluruh tubuh. (Iradiasi seluruh tubuh biasanya diberikan sebelum transplantasi sumsum tulang.)
Transplantasi Sel Induk (Stem Cell)
Beberapa pasien leukemia menjalani transplantasi sel induk (stem cell). Transplantasi sel induk memungkinkan pasien diobati dengan dosis obat yang tinggi, radiasi, atau keduanya. Dosis tinggi ini akan menghancurkan sel-sel leukemia sekaligus sel-sel darah normal dalam sumsum tulang. Kemudian, pasien akan mendapatkan sel-sel induk (stem cell) yang sehat melalui tabung fleksibel yang dipasang di pembuluh darah balik besar di daerah dada atau leher. Sel-sel darah yang baru akan tumbuh dari sel-sel induk (stem cell) hasil transplantasi ini.
Setelah transplantasi sel induk (stem cell), pasien biasanya harus menginap di rumah sakit selama beberapa minggu. Tim kesehatan akan melindungi pasien dari infeksi sampai sel-sel induk (stem cell) hasil transplantasi mulai menghasilkan sel-sel darah putih dalam jumlah yang memadai.


Leukemia; dalam bahasa Yunani leukos λευκός, "putih"; aima αίμα, "darah"), atau lebih dikenal sebagai kanker darah merupakan penyakit dalam klasifikasi kanker (istilah medis: neoplasma) pada darah atau sumsum tulang yang ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid, umumnya terjadi pada leukosit (sel darah putih) [1]. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia memengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita.
Kata leukemia berarti darah putih, karena pada penderita ditemukan banyak sel darah putih sebelum diberi terapi. Sel darah putih yang tampak banyak merupakan sel yang muda, misalnya promielosit. Jumlah yang semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya.
Pada tahun 2000, terdapat sekitar 256,000 anak dan dewasa di seluruh dunia menderita penyakit sejenis leukemia, dan 209,000 orang diantaranya meninggal karena penyakit tersebut, [2] Hampir 90% dari semua penderita yang terdiagnosa adalah dewasa. [3]

Daftar isi

Klasifikasi

Leukemia dapat diklasifikasikan atas dasar:

Perjalanan alamiah penyakit: akut dan kronis

Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila tidak diobati segera, maka penderita dapat meninggal dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun bahkan ada yang mencapai 5 tahun.

Tipe sel predominan yang terlibat: limfoid dan mieloid

Kemudian, penyakit diklasifikasikan dengan jenis sel yang ditemukan pada sediaan darah tepi.

Jumlah leukosit dalam darah

  • Leukemia leukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah lebih dari normal, terdapat sel-sel abnormal
  • Leukemia subleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal, terdapat sel-sel abnormal
  • Leukemia aleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal, tidak terdapat sel-sel abnormal

Prevalensi empat tipe utama

Dengan mengombinasikan dua klasifikasi pertama, maka leukemia dapat dibagi menjadi:
  • Leukemia limfositik akut (LLA) merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih
  • Leukemia mielositik akut (LMA) lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak.Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
  • Leukemia limfositik kronis (LLK) sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak
  • Leukemia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit
Tipe yang sering diderita orang dewasa adalah LMA dan LLK, sedangkan LLA sering terjadi pada anak-anak.

Patogenesis

Leukemia akut dan kronis merupakan suatu bentuk keganasan atau maligna yang muncul dari perbanyakan klonal sel-sel pembentuk sel darah yang tidak terkontrol. Mekanisme kontrol seluler normal mungkin tidak bekerja dengan baik akibat adanya perubahan pada kode genetik yang seharusnya bertanggung jawab atas pengaturan pertubuhan sel dan diferensiasi.
Sel-sel leukemia menjalani waktu daur ulang yang lebih lambat dibandingkan sel normal. Proses pematangan atau maturasi berjalan tidak lengkap dan lambat dan bertahan hidup lebih lama dibandingkan sel sejenis yang normal.

Etiologi

Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti, namun diketahui beberapa faktor yang dapat memengaruhi frekuensi leukemia, seperti:

Radiasi

Radiasi dapat meningkatkan frekuensi LMA dan LMA. Tidak ada laporan mengenai hubungan antara radiasi dengan LLK. Beberapa laporan yang mendukung:
  • Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia
  • Penderita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia
  • Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang

Faktor leukemogenik

Terdapat beberapa zat kimia yang telah diidentifikasi dapat memengaruhi frekuensi leukemia:

Epidemiologi

Herediter

Penderita sindrom Down memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.

Virus

Virus dapat menyebabkan leukemia seperti retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.

Penyembuhan

Sebagian besar bentuk leukemia diobati dengan obat farmasi, biasanya digabungkan ke dalam sejenis kemoterapi obat-obatan multi. Bisa juga diobati dengan terapi radiasi. Dalam beberapa kasus, pencangkokan sumsum tulang juga dapat menyembuhkan leukimia. Bunga dan daun tapak dara juga berpotensi menjadi sumber obat untuk leukemia.

Leukemia akut

Manifestasi klinik

Manifestasi leukemia akut merupakan akibat dari komplikasi yang terjadi pada neoplasma hematopoetik secara umum. Namun setiap leukemia akut memiliki ciri khasnya masing-masing. Secara garis besar, leukemia akut memiliki 3 tanda utama yaitu:
  • Jumlah sel di perifer yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan terjadinya infiltrasi jaringan atau leukostasis
  • Penggantian elemen sumsum tulang normal yang dapat menghasilkan komplikasi sebagai akibat dari anemia, trombositopenia, dan leukopenia
  • Pengeluaran faktor faali yang mengakibatkan komplikasi yang signifikan

Alat diagnosa

Leukemia akut dapat didiagnosa melalui beberapa alat, seperti:

PENYAKIT LEUKEMIA

penyakit leukemia

PENYAKIT LEUKEMIA


Penyakit Leukemia – Cara Mengobati Kanker Darah

Penyakit Leukemia adalah suatu penyakit proliferasi neoplastik yang sangat cepat dan progresif, yang ditandai oleh proliferasi abnormal dari sel-sel hematopoitik yang menyebabkan infiltrasi yang progresif pada sumsum tulang. Proses diferensiasi dari sel-sel leukemia ini biasanya tidak matang. Akumulasi sel abnormal dari sel blast jenis tertentu akan menimbulkan gangguan sistem pembentukan hormon sel darah merah, gangguan system untuk pembentukan likosit dan gangguan sistem pembentukan trombosit. Kanker darah tidak menular dan bukan merupakan penyakit keturunan.
Penyakit Leukemia yang juga sering dikenal sebagai  kanker darah merupakan penyakit dalam klasifikasi kanker pada darah atau sumsum tulang. Penyakit Leukemia ini ditandai oleh sel darah putih yang membelah tidak terkendali. Pada penderita Penyakit Leukemia, sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal yang kemudian sel-sel tak normal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah dan mendesak sel-sel darah yang normal. Sel leukemia mempengaruhi proses pembentukan sel darah normal juga imunitas tubuh pada penderita.

Perkembangan Penyakit Leukemia atau penyakit kanker darah sekarang ini belum dapat predikisi secara dini dan penyebabnya belum bisa di deteksi. Paparan radiasi secara berlebih, beberapa zat kimia dan bahan penyebab yang bisa menimbulkan kanker, makanya berhati-hatilah mengkonsumsi makanan dan minuman menggunakan zat pewarna mempunyai andil terhadap terjadinya penyakit leukemia.
Gejala Leukemia
Gejala Leukemia yang timbul di setiap penderita yang terkena penyakit leukemia berbeda-beda namun gejala secara umum adalah sebagai berikut :
  • Anemia. Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas cepat (sel darah merah dibawah normal menyebabkan oxygen dalam tubuh kurang, akibatnya penderita bernafas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oxygen dalam tubuh).
  • Perdarahan. Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar karena didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami perdarahan dijaringan kulit (banyaknya jentik merah lebar/kecil dijaringan kulit).
  • Terserang Infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel darah putih yang diterbentuk adalah tidak normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam, keluar cairan putih dari hidung (meler) dan batuk.
  • Nyeri Tulang dan Persendian. Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang (bone marrow) mendesak padat oleh sel darah putih.
  • Nyeri Perut. Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita penyakit leukemia.
  • Pembengkakan Kelenjar Lympa. Penderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada kelenjar lympa, baik itu yang dibawah lengan, leher, dada dan lainnya. Kelenjar lympa bertugas menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul disini dan menyebabkan pembengkakan.
  • Kesulitan Bernafas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.
Penyebab Leukemia
Penyebab leukemia sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa foktor yang di duga mempengaruhi terjadinya penyakit leukemia
  • Radiasi. Penderita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia, Penyakit Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.
  • Leukemogenik. Beberapa zat kimia dilaporkan telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi penyakit leukemia, misalnya racun lingkungan seperti benzena, bahan kimia inustri seperti insektisida, obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi.
  • Epidemilogi. Pola kesehatan dan penyakit serta fakor yang terkait di tingkat populasi
  1. Di Afrika, 10-20% penderita LMA  (Leukemia mielositik akut) memiliki kloroma di sekitar orbita mata
  2. Di Kenya, Tiongkok, dan India, LMK (Leukemia mielositik kronis) mengenai penderita berumur 20-40 tahun
  3. Pada orang Asia Timur dan India Timur jarang ditemui LLK (Leukemia limfositik kronis).
  • Herediter. Penderita Down Syndrome memiliki insidensi penyakit leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.
  • Virus. Beberapa jenis virus dapat menyebabkan penyakit leukemia, seperti retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.
Alternatif Pengobatan Penyakit Leukemia
XAMthone Plus adalah minuman herbal yang terbuat dari ekstrak kulit manggis, sangat ampuh sembuhkan penyakit leukemia ini berdasar bukti ilmiah. Penelitian di Jepang yang menggunakan enam jenis senyawa dalam xanthone, yaitu alpha-mangostin, beta-mangostin, gamma-mangostin, mangostinone, garcinon E, dan 6 (2-isoprenyl-1,7-dihydroxy-3-methoxy) xanthone, menyimpulkan bahwa senyawa-senyawa tersebut mampu menghambat pertumbuhan sel leukemia manusia atau HL60 (system model sel kanker pada darah).
Ini dibuktikan oleh K Matsumoto dan rekan-rekan dari Gifu International Institute of Biotechnology. Dalam penelitian itu, Matsumoto (2003) meneliti secara in vitro efek pemberian 6 jenis xanthone (antioksidan pada kulit manggis) terhadap sel leukemia HL60. Hasil penelitian menunjukan seluruh xanthone mampu menghambat pertumbuhan sel leukemia. Dari keenam xanthone itu alpha-mangostin yang mampu menghambat seluruh sel leukemia pada dosis 10 mikromolar. Matsumoto mengatakan alpha-mangostin membunuh sel kanker darah (sel leukemia) dengan cara induksi apoptosis. Apoptosis adalah kematian sel yang terprogram.
Anak-anak sangat rentan terhadap penyakit infeksi dan allergi: flu, diare, campak, cacar air, kejang demam, asthma, gatal-gatal, dst. Hampir setiap anak pernah mengalami penyakit tersebut, baik anak dinegara maju dengan hygiene dan sanitasi serba baik maupun negara belum maju seperti Indonesia.
Penyakit kanker pada anak umumnya jarang dibandingkan angka kejadian kanker pada orang dewasa. Pada anak angka kejadian kanker 2-4 %, sangat kecil dibandingkan angka kejadian penyakit lainnya seperti infeksi dan allergi yang ditulis pada awal artikel ini.
Namun, dari data statistik menunjukkan kejadian penyakit kanker pada anak saat ini memperlihatkan kecenderungan meningkat, dibandingkan dua dasa warsa yang lalu. Kenapa?
Adalah kemajuan perkembangan industri yang paling berperan disertai perubahan gaya hidup masyarakat kita. Hampir semua makanan saat ini menggunakan MSG, monosodium glutamat, perasa yang berbahan kimia.
Pewarna tekstil (rhodamin) digunakan mewarnai jelly dan minuman agar menarik minat anak-anak untuk dikonsumsi. Sayuran dan buah-buahan sudah tidak semurni dulu lagi  sudah tercemar bahan kimia, akibat pemupukan dan insektisida, sebelum sampai ketangan konsumen. Â
Contoh jelas dan nyata bagaimana bahan kimia mengakibatkan kanker dapat dilihat dari tikus sekarang dibandingkan tikus saat saya masih anak. Puluhan tahun yang lalu, tikus di sawah dan selokan yang saya lihat ukurannya kecil, badan ditutupi bulu-bulu halus.
Pada saat ini tikus sawah maupun rumah dan selokan ukurannya jumbo, sangat besar dengan badan yang ditumbuhi bulu kasar dan tajam, seperti landak. Zaman dulu tikus takut sama kucing, tapi sekarang ini kucing yang takut kepada tikus, saking besar dan seramnya tikus masa kini..
Perubahan bentuk dan ukuran serta textur jaringan tikus zaman dulu ke tikus zaman sekarang disebabkan oleh mutasi genetik, yaitu adanya perubahan dalam susunan dan panjangnya khromosom yang disebabkan oleh paparan bahan kimia yang terdapat di dalam pupuk dan insektisida yang banyak digunakan pada saat ini. Tikus saat ini boleh disebut sebagai ‘tikus mutant’.
Paparan bahan kimia selain melalui makanan  dan minuman, juga melalui pernafasan : bensin, timah hitam (Pb), carbon tetrachloride(CCl4), asbes, dll.
Bayangkan tubuh anak sudah diserang dari berbagai penjuru oleh bahan kimia yang sangat berbahaya bagi  kesehatan dan menimbulkan berbagai kanker, diantaranya leukemia adalah penyakit kanker tersering pada anak usia 0-9 tahun.
Khusus paparan bensin pada anak atau saat janin dalam kandungan-bila si ibu bekerja berdekatan dan bersinggungan dengan bensin sebagai penjual bensin eceran-atau anak yang membantu orang tua berjualan bensin. Pada kasus semacam ini, kemungkinan anak menderita leukemia sangatlah besar, seperti disebutkan didalam buku.
Mengetahui bensin sebagai salah satu penyebab leukemia, adalah kurang bijak kalau anak masih juga disuruh membantu berjualan bensin. Sebaiknya anak membantu orang tua dengan pekerjaan lainnya yang tidak berdampak terhadap kesehatan anak…
Penderita leukemia umumnya pertama-tama akan merasakan badan yang panas/ hangat lebih dari 3 minggu berturut-turut tanpa sebab yang jelas. Artinya anak tidak flu, diare atau terkena penyakit infeksi lain. Muka pucat, badan lemah, anak tidak aktif.
Bila diperiksa lebih jauh, perut tampak membuncit, akibat pembesaran hati dan limpa. Anak jadi cengeng dan rewel, susah makan-minum dan susah tidur…
Setelah diperiksa darahnya, biasanya akan tampak penurunan pada kadar hemoglobin dan trombosit (bisitopenia) dengan sel darah putih yang sangat meningkat. Pembekuan darahpun terganggu, terlihat dari sering mimisan, bab berdarah, lebam-lebam dikulit, dst…
Begitulah secara umum tanda-tanda yang dapat dilihat pada penderita leukemia. Jadi peran ibu dan ayah serta keluarga lainnya  sangat besar dalam mencermati gejala sekecil apapun yang menimpa putra-putrinya dan mewaspadai gejala yang tersebut diatas…
Dengan mengenali gejala leukemia, biasanya penderita dapat tertolong, karena stadium penyakit yang masih awal… Jadi cepat periksakan anak bila terdapat gejala diatas, jangan berlama-lama. Karena pengobatan akan berpacu dengan perkembangan sel-sel kanker, semakin cepat diobati maka kemungkinan sembuh akan  semakin besar.
Pengobatan leukemia biasanya dengan khemoterapi, obat keras yang membunuh sel kanker. Dampak khemoterapi terhadap keadaan umum sangat tergantung dari kondisi awal penderita. Bila datang dengan gizi bagus dan stadium awal, penderita akan dapat mentolerir khemoterapi yaitu efek samping obat yang minimal atau sedikit.
Apabila dengan khemoterapi tidak berhasil, maka jalan terakhir adalah transplantasi atau cangkok sumsum tulang. Hanya sedikit pusat kesehatan yang dapat melakukan hal ini di Indonesia. Di Belanda yang saya tahu pusatnya hanya di kota Leiden. Pada saat itu belum ada di Amsterdam maupun Rotterdam tahun 1992, saat saya belajar di negeri kincir angin tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar