Selamat datang di Mahfudalqudsybersholawat.blogspot.com

Kamis, 10 Januari 2013

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KONSEP EPIDEMIOLOGI KEPERAWATAN


MAKALAH
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KONSEP EPIDEMIOLOGI KEPERAWATAN
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Epidemiologi Keperawatan
Dosen Pembimbing : Ns. Sri Hartini,S.Kep,.
CENTAMA
Kelompok III
Disusun Oleh :
1.      Arizka Dwi Irawan
2.      Dewi Nisrokhayana
3.      Indah Ratnasari
4.      Maghfudon
5.      Noor Arif Puji Hidayat
6.      Siti Aminatuszulfa
7.      Verra Ayu Andraini
8.      Angga Ari Fahmi

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada  Tuhan YME yang telah memberikan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Epidemiologi dengan judul “Sejarah dan Perkembangan Konsep Epidemiologi” dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini kami susun untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai Definisi, sejarah dan perkembangan, peristiwa bersejarah dalam epidemiologi, teori perkembangan epidemiologi, tujuan dan jenis-jenis epidemiologi, ruang lingkup epidemiologi dan konsep epidemiologi keperawatan. Disamping itu penulisan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi Keperawatan di STIKES Cendekia Utama Kudus, prodi keperawatan semester III.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Dalam penyusunan makalah ini banyak pihak-pihak yang telah membantu di dalamnya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih,kepada :
1.      Bapak dr.Muchtadi,M.Sc.,selaku ketua STIKES Cendekia Utama Kudus.
2.      Ibu Ns.Biyanti Dwi Winarsih,S.Kep,M.Kes,. selaku ketua prodi keperawatan
3.      Ibu Ns. Sri Hartini,S.Kep.,. selaku dosen pengampau mata kuliah Epidemiologi Keperawatan.
4.      Pihak-pihak lain yang belum disebut namanya.
Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan  kritik dan saran yang bersifat membangun, agar penulisan makalah ini bisa lebih baik lagi. Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran tersendiri bagi mahasiswa keperawatan khususnya agar mengetahui pentingnya mengetahui dan memahami sejarah dan perkembangan konsep epidemiologi keperawatan.
Kudus, Oktober  2012



DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
1.2  Tujuan penulisan .................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1  Definisi Epidemiologi ......................................................................................... 1
2.2  Sejarah dan Perkembangan Epidemiologi ........................................................... 5
2.3  Peristiwa Bersejarah Epidemiologi ...................................................................... 2
2.4  Teori Perkembangan Epidemiologi ..................................................................... 3
2.5  Tujuan Epidemiologi ........................................................................................... 4
2.6  Jenis – jenis epidemiologi .................................................................................... 5
2.7  Ruang Lingkup Epidemiologi ............................................................................. 6
2.8  Konsep Epidemiologi .......................................................................................... 7
BAB IV PENUTUP
4.1  Simpulan ............................................................................................................ 18
4.2  Saran .................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
 Seiring kemajuan zaman yang semakin berkembang maka berimbas pula pada perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Dimana untuk menjadi seorang sarjana keperawatan dituntut untuk kematangan dalam segi materi maupun skill (ketrampilan) di ilmu keperawatan. Dalam ilmu keperawatan terdapat banyak sekali ilmu pengetahuan yang dipelajari. Dimana diantaranya mempelajari tentang epidemiologi dalam keperawatan.
Epidemiologi tidak berkembang dalam ruang hampa. Aneka ilmu dan peristiwa, seperti kedokteran, kedokteran sosial, revolusi mikrobiologi, demografi, sosiologi, ekonomi, statistik, fisika, kimia, biologi molekuler, dan teknologi komputer, telah mempengaruhi perkembangan teori dan metode epidemiologi. Demikian pula peristiwa besar seperti The Black Death (wabah sampar), pandemi cacar, revolusi industri (dengan penyakit okupasi), pandemi Influenza Spanyol (The Great Influenza) merupakan beberapa contoh peristiwa epidemiologis yang mempengaruhi filosofi manusia dalam memandang penyakit dan cara mengatasi masalah kesehatan populasi.
Harapan kami, setelah makalah yang bertema pendidikan ini telah tersusun dapat menambah wawasan mahasiswa. Sehingga, mahasiswa mengetahui bahwasanya Sejarah epidemiologi perlu dipelajari agar orang mengetahui konteks sejarah, konteks sosial, kultural, politik, dan ekonomi yang melatar belakangi perkembangan epidemiologi, sehingga konsep, teori, dan metodologi epidemiologi dapat diterapkan dengan tepat.



1.2  Tujuan penulisan
1.2.1        Tujuan umum
Untuk mendapatkan pengetahuan tentang sejarah dan perkembangan konsep Epidemiologi.
1.2.2        Tujuan khusus
Tujuan kami dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Menambah pengetahuan tentang definisi epidemiologi.
2.      Untuk mengetahui bagaimana Sejarah dan Perkembangan Konsep Epidemiologi.
3.      Untuk mengetahui bagaimana peristiwa bersejarah  dalam Epidemiologi.
4.      Untuk mengetahui bagaimana Teori Perkembangan Epidemiologi.
5.      Untuk mengetahui bagaimana Tujuan Epidemiologi.
6.      Untuk mengetahui bagaimana Jenis – jenis epidemiologi.
7.      Untuk mengetahui Ruang Lingkup Epidemiologi.
8.      Untuk mengetahui bagaimana Konsep Epidemiologi.



BAB II
TINJAUAN TEORI
      2.1 Definisi Epidemiologi
                        Kata Epidemiologi berasal dari bahasa yunani yaitu Epi (Pada / di antara), Demos (Penduduk/Rakyat) dan Logos (Ilmu/Doktrin) sehingga epidemiologi berarti ilmu pada penduduk. Jika menurut asal katanya epidemiologi berarti ilmu yang digunakan untuk mencari pemecahan masalah yang terjadi pada penduduk/masyarakat.
                        Wade Hampton Frost (1972) Guru besar Epidemiologi di School of hygiene, University Johns Hopkins mendefisinikan epidemiologi sebagai suatu pengetahuan tentang fenomena massal penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah penyakit menular. Disini tampak bahwa pada waktu itu penekanan perhatian epidemiologi hanya ditujukan kepada masalah penyakit infeksi yang mengenai massa (masyarakat).
                        Greenwood (1934) professor di school of hygiene and tropical medicine, London mengemukakan batasan yang lebih luas dimana dikatakan bahwa epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian penyakit yang mengenai kelompok penduduk.
             Kemudian Brian MacMahon (1970) pakar epidemiologi di amerika serikat yang bersama Thomas F. Pugh menulis buku Epidemiologi yang berjudul Principles and Methods menyatakan bahwa epidemiologi adalah studi tentang penyebaran dan penyebab kejadian penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu. Walaupun definisinya cukup sederhana, disini tampak bahwa macMahon menekankan epidemiologi sebagai suatu pendekatan metodologik dalam menentukan distribusi penyakit dan mencari penyebab mengapa terjadi distribusi sedemikian dari suatu penyakit.
                        Gary D. friedman (1974) dalam bukunya Primer of Epidemiologi menuliskan bahwa epidemiology is the study of disease occurance in human populations. Batasan ini lebih sederhana dan tampak senapas dengan apa yang telah dikemukakan macMahon.
            Anders Ahlbom & Staffan Norel (1989) dalam bukunya introduction of Modern Epidemiology. Dikatakan bahwa epidemiologi adalah ilmu pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada populasi manusia.
                        Setelah membaca berbagai macam definisi epidemiologi diatas senada dengan kesimpulan dari Last, J.M, Ed (1988) yang mengatakan epidemiologi adalah Ilmu tentang distribusi dan faktor-faktor determinan yang mempengaruhi status kesehatan atau menyebabkan terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan pada kelompok masyarakat tertentu dan penggunaan study tersebut untuk menanggulangi masalah-masalah kesehatan.

2.2  Sejarah dan Perkembangan Epidemiologi
          Epidemiologi  sudah cukup lama dikenal atau diperkenalkan dalam dunia kesehatan dan kedokteran. Dikenal beberapa orang yang telah mematok sejarah penting dalam perkembangan epidemiologi.
1.      Hippocrates (377-260 SM).
Hippocrates adalah seorang filsuf dan dokter Yunani pasca- Socrates, yang dikenal sebagai Bapak Kedokteran Modern. Hippocrates telah membebaskan hambatan filosofis cara berpikir orang-orang pada zaman itu yang bersifat spekulatif dan superstitif (tahayul) dalam memandang kejadian penyakit.
Hippocrates memberikan kontribusi besar dengan konsep kausasi penyakit yang dikenal dalam epidemiologi dewasa ini, bahwa penyakit terjadi karena interaksi antara = host-agent-environment‘ (penjamu - agen- lingkungan). Dalam bukunya yang "On Airs, Waters and Places" (¯Tentang Udara, Air, dan Tempat.) yang diterjemahkan Francis Adam, Hipoccrates mengatakan, penyakit terjadi karena kontak dengan jazad hidup, dan berhubungan dengan lingkungan eksternal maupun internal seseorang.
2.      John Graunt (1662)
Merupakan orang pertama melakukan kuantifikasi atas kejadian kesakitan dan kematian dengan menganalisis laporan mingguan kelahiran dan kematian di kota London.
3.      William Farr (1839)
Orang pertama yang menganalisis statistik kematian untuk mengevaluasi masalah kesehatan. Ia juga yang mengembangkan beberapa metode penting dalam epidemiologi seperti definisi populasi berisiko, populasi pembanding,dll.
4.      Antonio Van Leeuwenhoek (1632-1732).
Dia seorang ilmuan yang menemukan Mikroskop, penemu bakteri dan parasit, penemu spermatozoa. Penemuan bakteri telah membuka tabir suatu penyakit yang berguna untuk analisis epidemiologi selanjutnya.
5.      Robert Koch
Dia memperkenalkan Tubekulin yang dipakai untuk mendeteksi adanya riwayat infeksi Tuberkulosis sebagai perangkap diagnosis TBC pada anak-anak. Dia juga terkenal dengan Postulac Koch yang mengemukakan tentang konsep untuk menentukan kapan mikroorganisme dapat dianggap penyebab suatu penyakit.
6.      Max Van Patternkofer
Dia mengidentifikasikan penyebab sebuah penyakit, dia ingin membuktikan bahwa vibrio bukanlah penyebab kolera.
7.      Jhon Snow (1854)
Orang pertama yang mengembangkan metode investigas wabah yang dapat mengantarkan penyelidikan kea rah penyebab.
8.      Percival Pott
Dia menganalisis tentang meningginya kejadian kanker skrotum di kalangan pekerja pembersih cerobong asap dan dia menemukan bahwa tar yang terdapat pada cerobong asap itulah yang menjadi biang keladinya. Dia dianggap sebagai bapak epidemiologi modern.
9.      James Lind, 1747
Dia mengamati bahwa ada kelompok tertentu dalam suatu pelayaran panjang yang mengalami Scurvy (kurang vitamin c) hal ini dikarenakan mereka semuanya memakan makanan kaleng. Dia dikenal sebagai bapak Trial Klinik.
10.  Dool dan Hill,1950
Mereka adalah peneliti pertama yang mendesain penelitian yang melahirkan bukti adanya hubungan antara rokok dan kanker paru. Keduanya adalah pelopor penelitian di bidang epidemiologi klinik.



2.3  PERISTIWA BERSEJARAH EPIDEMIOLOGI
Cukup banyak peristiwa-peristiwa penting bersejarah sepanjang perjalanan waktu epidemiologi dari masa kemasa. Sebagian diantaranya dapat disebutkan disini, yaitu :
1.      The Black Death
Pada abad ke 13-14 terjadi epidemi penyakit dengan mortalitas tinggi di seluruh dunia, disebut The Black Death (penyakit sampar, pes, Bubonic plague). Penyakit sampar atau pes disebabkan oleh Yersinia pestis yang menginfeksi rodensia (terutama tikus), lalu menular ke manusia melalui gigitan kutu (flea). Penyakit sampar menyebabkan demam, pembengkakan kelenjar limfe, dan bercak-bercak merah di kulit, sehingga wabah sampar disebut Bubonic Plague ( bubo‘ artinya inflamasi dan pembengkaan kelenjar limfe). The Black Death membunuh hampir 100 juta penduduk di seluruh dunia dalam tempo 300 tahun. Hampir sepertiga populasi Eropa (sekitar 34 juta) meninggal karena penyakit tersebut. Kematian dalam jumlah serupa terjadi pada penduduk China dan India. Timur Tengah dan benua Afrika juga mengalami epidemic tersebut. Meskipun jumlah total tidak diketahui, outbreak 1348 - 1349 diperkirakan telah membunuh 400,000 orang di Suriah .
Secara tradisi The Black Death diyakini disebabkan oleh salah satu dari tiga bentuk Yersinia pestis (bubonik, pnemonik, dan spetikemik). Tetapi beberapa ilmuwan dewasa ini menduga, penyakit itu disebabkan suatu virus yang menyerupai Ebola atau antraks. Dua peneliti biologi molekuler dari Universitas Liverpool, Profesor Christopher Duncan dan Susan Scott, menganalisis sejarah Bubonic Plague dan menerapkan biologi molekuler dengan modeling menggunakan komputer. Berdasarkan analisis, Duncan dan Scott mengemukakan teori bahwa agen penyebab wabah sampar bukan suatu bakteri melainkan filovirus yang ditularkan langsung
dari manusia ke manusia.
Menurut Profesor Duncan, gejala The Black Death ditandai oleh demam mendadak, nyeri, perdarahan organ dalam, dan efusi darah ke kulit yang menimbulkan bercak-bercak di kulit, khususnya sekitar dada. Karena itu Duncan dan Scott menamai epidemi penyakit sampar =wabah hemoragis‘ (haemmorhagic plague), bukan Bubonic Plague yang lebih menonjolkan aspek pembesaran kelenjar limfe.

2.      Cacar dan Vaksinasi Edward Jenner (1749–1823).
Edward Jenner adalah penemu metode pencegahan cacar yang lebih aman, disebut vaksinasi. Cacar merupakan sebuah penyakit menular yang menyebabkan manifestasi klinis berat dan sangat fatal. Penyakit ini disebabkan oleh virus Variola major atau Variola minor. Cacar disebut Variola atau Variola vera, berasal dari kata Latin = varius‘ yang berarti bercak, atau =varius‘ yang berarti gelembung kulit. Terma =smallpox‘ dalam bahasa Inggris digunakan pertama kali di Eropa pada abad ke 15 untuk membedakan cacar dengan =great pox‘ (sifilis). Masa inkubasi sekitar 12 hari. Virus cacar menempatkan diri di dalam pembuluh darah kecil di bawah kulit, mulut dan tenggorokan. Pada kulit penyakit ini menyebabkan keropeng (ruam) berbentuk makulopapular, kemudian membentuk gelembung kulit berisi cairan. Penderita cacar mengalami keropeng kulit, sehingga disebut =speckled monster‘ (monster bernoda). Selain itu cacar menyebabkan kebutaan karena ulserasi kornea dan infertilitas pada penderita pria. Variola major lebih sering dijumpai, menyebabkan bentuk klinis yang berat, dengan lebih banyak keropeng kulit, panas yang lebih tinggi, dengan case fatality rate 30-35%. Angka kematian karena Variola major pada anak bisa mencapai 80%. Variola minor memberikan manifestasi klinis yang lebih ringan disebut alastrim, lebih jarang terjadi, dengan angka kematian sekitar 1% dari korban.
3.      Wabah Kolera
Pada 1816-1826 terjadi pandemi pertama kolera di berbagai bagian dunia. Penyakit itu menyerang korban dengan diare berat, muntah, sering kali berakibat fatal. Pandemi dimulai di Bengal (India), lalu menyebar melintasi India tahun 1820. Sebanyak 10,000 tentara Inggris dan tak terhitung pada penduduk India meninggal selama pandemi tersebut. Pandemi kolera meluas ke China, Indonesia (lebih dari 100,000 orang meninggal di pulau Jawa saja), dan Laut Kaspia, sebelum akhirnya mereda. Kematian di India antara 1817-1860 diperkirakan mencapai lebih dari 15 juta jiwa. Sebanyak 23 juta jiwa lainnya meninggal antara 1865-1917. Kematian penduduk di Rusia pada periode yang sama mencapai lebih dari 2 juta jiwa. Pandemi kolera kedua terjadi 1829-1851, mencapai Rusia, Hungaria (sekitar 100,000 orang meninggal) dan Jerman pada 1831, London pada 1832 (lebih dari 55,000 orang meninggal di Inggris), Perancis, Kanada (Ontario), dan Amerika Serikat (New York) pada tahun yang sama, pantai Pasifik Amerika Utara pada 1834. Outbreak selama dua tahun terjadi di Inggris dan Wales pada 1848 dan merenggut nyawa 52,000 jiwa.

4.      Influenza Besar (1918 - 1919 )
Pada Maret 1918 hingga Juni 1920 terjadi pandemi luar biasa yang disebut Influenza Besar (Flu Spanyol, The Great Influenza). Peristiwa itu dianggap pandemi yang paling mematikan dalam sejarah kemanusiaan. Penderita flu meninggal dalam tempo beberapa hari atau beberapa jam sejak gejala klinis. Virus influenza strain subtipe H1N1 yang sangat virulen diperkirakan menyerang 500 juta orang di seluruh dunia dan membunuh 50 hingga 100 juta orang hanya dalam waktu 6 bulan. Tidak seperti outbreak influenza lainnya, wabah Flu Spanyol tidak hanya menyerang orang dewasa tetapi juga anak-anak. Sebuah studi mengatakan, wabah itu menyerang 8-10 persen dari semua dewasa muda.

2.4  TEORI PERKEMBANGAN EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi sebagai suatau ilmu berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini dilator belakangi oleh beberapa hal, diantaranya :
1.      Tantangan zaman dimana terjadi perubahan masalah dan perubahan pola penyakit. Dewasa ini telah terjadi perubahan pola penyakit ke arah penyakit tidak menular dan epidemiologi tidak hanya dihadapkan dengan masalah penyakit semata tetapi hal yang berkaitan langsung ataupun tidak langsung dengan penyakit serta masalah kesehatan secara umum. Hal ini berbeda pada zaman John Snow epidemiologi diarahkan untuk masalah penyakit tidak infeksi dan wabah saja.
2.      Perkembangan ilmu pengetahuan lainya. Perkembangan ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain seperti biostatistik, administrasi dan ilmu perilaku yang berkembang pesat meniupkan angin kesegaran untuk perkembangan epidemiologi.
Dengan perkembangan tersebut para ahli kesehatan masyarakat dari masa ke masa juga mempunyai perkembangan pandangan terhadap proses terjadinya penyakit yang dikemukakan dengan beberapa konsep atau teori, diantaranya:
a.       Contagion Theory.
Teori ini mengemukakan bahwa terjadinya penyakit diperlukan adanya kontak antara satu person dengan person lain. Teori ini di kembangkan berdasarkan situasi penyakit pada masa itu yang kebanyakan adalah penyakit yang menular karena adanya kontak langsung. Teori ini bermula pada pengamatan terhadap epidemic dan penyakit Lepra di Mesir.
b.      Hippocratic Theory.
Teori ini di pelopori oleh Hippocrates yang lebih mengarahkan kausa pada suatu factor tertentu. Menurutnya bahwa kausa penyakit berasal dari alam, cuaca dan lingkungan. Teori ini mampu menjawab masalah penyakit pada waktu itu dan di pakai hingga tahun 1800an dan teori ini ternyata tidak mampu menjawab berbagai penyakit infeksi lain yang mempunyai rantai penularan yang lebih berbelit-belit.
c.       Miasmatic Theory
Teori ini menunjukan gas-gas busuk dari perut bumi yang menjadi kausa penyakit namun tidak dapat menjawab pertanyaan tentang penyebab berbagai penyakit.
d.      Epidemic Theory
Teori ini menghubungnkan terjadinya penyakit dengan cuaca dan factor geografis, Zat organic dari lingkungan dianggap sebagai pembawa penyakit . Teori ini diterapkan oleh John Snow dalam menganalisis diare di London.
e.       Thery Kuman (Grem Theory).
Kuman (mikroorganisme) ditunjuk sebagai kausa penyakit . Kuman dianggap sebagai kausa tunggal penyakit namun teori ini mendapat tantangan dari berbagai penyakit kronis misalnya jantung dan kanker.
f.       Theory Multi kausa
Teori ini disebut sebagai konsep multi factorial yang menekankan bahwa suatu penyakit terjadi sebagai hasil dari interaksi berbagai factor misalnya interaksi lingkungan yang berupa factor biologis, kimiawi, dan social memegang peranan dalam terjadinya penyakit.
2.5  TUJUAN EPIDEMIOLOGI
Di dalam definisi-definisi epidemiologi yang diutarakan para ahli diatas, tersirat beberapa tujuan epidemiologi, yaitu :
1)      Mengumpulkan fakta dan data tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat.
2)      Menjelaskan sifat dan penyebab masalah kesehatan  tersebut.
3)      Menemukan/merencanakan pemecahan masalah serta mengevaluasi aktivitas pelaksanaanya.
4)      Menggambarkan status kesehatan penduduk, untuk menetapkan prioritas masalah dalam perencanaan.
5)      Mempelajari riwayat alamiah suatu penyakit atau masalah kesehatan, petunjuk bagi upaya pencegahan dan mekanisme pengendalian.
6)      Mempelajari penyebab / faktor risiko suatu penyakit / masalah kesehatan.
7)      Mengembangkan system pengendalian dan pemberantasan penyakit dalam suatu system administrasi.
Menurut Lilienfeld ada tiga tujuan umum studi epidemiologi, yaitu :
1)        Untuk menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit atau sekelompok penyakit, kondisi, gangguan, defek, ketidakmampuan, sindrom, atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi dengan menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal dari setiap bidang atau disiplin ilmu yang tepat, termasuk ilmu sosial/perilaku.
2)        Untuk menentukan apakah data epidemiologi yanga ada memang konsisten dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan, ilmu perilaku, dan ilmu biomedis yang terbaru.
3)        Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah – langkah pengendalian dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan populasi yang berisiko, dan untuk pengembangan langkah – langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang dipelukan, yang kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan langkah – langkah , kegiatan, dan program entervensi.
2.6  JENIS-JENIS  EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi menekankan upaya menerangkan bagaimana distribusi penyakit dan bagaimana  berbagai komponen menjadi faktor penyebab penyakit tersebut. Untuk mengungkapkan dan menjawab masalah tersebut, epidemiologi melakukan berbagai cara yang selanjutnya menjadikan epidemiologi dapat dibagi dalam beberapa metode.
Pada dasarnya metode epidemiologi dibagi 3, yaitu :
1)      Epidemiologi Deskriptif
Epidemiologi deskriptif mempelajari tentang frekuensi dan distribusi suatu masalah kesehatan dalam masyarakat. Keterangan tentang frekuensi dan distribusi suatu penyakit atau masalah kesehatan menunjukan tentang besarnya masalah itu dalam pertanyaan mengenai faktor who (siapa), where (dimana),dan when (kapan).
a.       Siapa
Merupakan pertanyaan tentang faktor orang yang akan di jawab dengan mengemukakan perihal mereka yang terkena masalah. Bisa mengenai variable umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Faktor-faktor ini biasa disebut sebagai variable epidemiologi/demografi. Kelompok orang yang potensial atau punya peluang untuk menderita sakit atau mendapatkan resiko, biasanya disebut population at risk (populasi berisiko).
b.      Dimana
Pertanyaan ini mengenai faktor tempat dimana masyarakat tinggal atau bekerja atau dimana saja ada kemungkinan mereka menghadapi masalah kesehatan. Faktor tempat ini dapat berupa kota (urban), dan desa (rural), pantai dan pegunungan, daerah pertanian, industry, tempat bermukim atau bekerja.
c.       Kapan
Kapan kejadian penyakit berhubungan juga dengan waktu. Faktor waktu ini dapat berupa jam, hari, minggu, bulan, dan tahun, musim hujan dan musim kering.
Contoh :
“Banyaknya penderita TBC di daerah Sulawesi selatan  adalah 25.000 lelaki pada tahun 1992. ”
2)      Epidemiologi Analitik
Epidemiologi Analitik berkaitan dengan upaya epidemiologi untuk menganalisis faktor penyebab (determinant) msalah kesehatan. Disini  diharapkan epidemiologi mampu menjawab pertanyaan kenapa (why) apa penyebab  terjadinya masalah itu.
Contoh :
“setelah ditemukan secara deskriptif bahwa banyak perokok yang menderita kanker paru , maka perlu dianalisis lebih lanjut apakah rokok itu merupakan faktor determinant/penyebab terjadinya kanker paru.”
3)      Epidemiologi Eksperimental
Salah satu hal yang perlu dilakukan sebagai pembuktian bahwa suatu faktor sebagai penyebab terjadinya suatu luaran (output = penyakit), adalah diuji kebenaranya dengan percobaan (eksperimen).
Contoh :
“jika rokok dianggap sebagai penyebab kanker paru maka perlu dilakukan eksperimen jika rokok dikurangi maka kanker paru akan menurun atau sebaliknya. Untuk ini dilakukan perbandingan antara kelompok orang yang merokok dengan orang yang tidak merokok,kemudian dilihat jumlah penderita penyakit kanker paru untuk masing-masing kelompok. Dari perbedaan yang ada dapat disimpulkan ada atau tidaknya pengaruh rokok terhadap penyakit kanker paru tersebut.
Ketiga jenis epidemiologi ini tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainya saling berkaitan dan mempunyai peranan masing-masing sesuai tingkat kedalaman pendekatan epidemiologi yang dihadapi. Secara umum dapat dikatakan bahwa pengungkapan dan pemecahan masalah epidemiologi dimulai dengan epidemiologi deskriptif, lalu diperdalam  dengan epidemiologi analitik dan disusul dengan melakukan epidemiologi eksperimental.
Jenis-jenis epidemiologi dapat juga dilihat dari aspek  lain sehingga ditemukan berbagai jenis epidemiologi lainya . misalnya ada epidemiologi penyakit menular, kependudukan, kesehatan reproduksi, statistik, farmasi,dll.


2.7  RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI
Pada awalnya epidemiologi hanya mempelajari penyakit yang bersifat menular/infeksi dan akut. Pada perkembangan lebih lanjut, epidemiologi juga mempelajari penyakit tidak menular juga kronis, masalah sosial/prilaku, penilaian terhadap pelayanan kesehatan, serta diluar bidang kesehatan.
Jadi ruang lingkup epidemiologi diantaranya adalah :
1.      Epidemiologi Penyakit Menular:
Telah banyak memberikan peluang dalam usaha pencegahan dan penanggulangan penyakit menular tertentu.
2.      Epidemiologi Penyakit Tidak Menular :
Memegang peranan dalam timbulnya berbagai masalah penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit sistemik serta berbagai penyakit menahun lainya, termasuk masalah meningkatnya kecelakaan lalulintas dan penyalah gunaan obat-obatan tertentu.
3.      Epidemiologi Klinik:
Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang sedang dikembangkan oleh para klinisi yang bertujuan untuk membekali para klinisi/dokter tentang cara pendekatan masalah melalui disiplin ilmu epidemiologi.
4.      Epidemiologi kesehatan lingkungan dan Kesehatan Kerja :
bentuk ini merupakan salah satu bagian epidemiologi yang mempelajari serta menganalisis keadaan kesehtan tenaga kerja akibat pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja,serta kebiasaan hidup para pekerja.
5.      Epidemiologi Kependudukan:
merupakan salah satu cabang ilmu epidemiologi yang menggunakan system pendekatan epidemiologi dalam menganalisis berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi serta factor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografis yang terjadi di dalam masyarakat.
6.      Epidemiologi Kesehatan Jiwa:
merupakan salah satu dasar pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.
7.      Epidemiologi Gizi:
dewasa ini banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat dimana masalah ini erat hubungannya dengan berbagai factor yang menyangkut pola hidup masyarakat.
8.      Epidemiologi Pelayanan Kesehatan :
Bentuk ini merupakan salaah satu system pendekatan manajemen dalam menganalisis masalah, mencari factor penyebab timbulnya suatu masalah serta penyusunana rencana pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan terpadu.
2.8  KONSEP EPIDEMIOLOGI
Dalam perkembangan ilmu epidemiologi sarat dengan hambatan-hambatan karena belum semua ahli bidang kedokteran setuju metode yang di gunakan pada epidemioogi. Hal ini disebabkan karena perbedaan paradigma dalam menangani masalah kesehatan antara ahli pengobatan dengan metode epidemiologi terutama pada saat berlakunya paradigma bahwa penyakit disebabkan oleh roh jahat.
Dari tokoh-tokoh tersebut paling tidak telah meletakkan konsep epidemiologi yang masih berlaku hingga saat ini. Konsep-konsep tersebut antara lain.
a.Pengaruh lingkungan terhadap kejadian suatu penyakit
           b. Penggunaan data kuantitatif dan statistic
c. Penularan penyakit.
d. Eksperimen pada manusia
Secara sederhana sejarah perkembangan epidemiologi dapat dibedakan atas empat tahap, yakni :
1.      Tahap Pengamatan.
Cara awal untuk mengetahui frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan serta faktor-faktor yang mempengaruhi ini dilakukan dengan pengamatan (observasi ). Hasil pengamatan hipocrates berhasil menyimpulkan adanya hubungan antara timbul atau tidaknya penyakit dengan lingkungan tetapi Hipocrates tidak berhasil membuktikan pendapatnya karena pengetahuan untuk itu belum berkembang. Dari yang dikemukakan oleh Bapak ilmu kedokteran dipandang merupakan landasan perkembangan epidemiologi. Tahap perkembangan epidemiologi ini dikenal dengan nama tahap penyakit dan lingkungan.
2.      Tahap Perhitungan Tahap perkembangan selanjutnya dari epidemiologi disebut dengan tahap perhitungan. Pada tahap ini upaya untuk mengukur frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan dilakukan dengan bantuan ilmu hitung. Jonh Graunt, menyimpulkan bahwa frekuensi dan penyebaran angka kematian ternyata lebih tinggi pada bayi serta berbeda antara penduduk pria dan penduduk wanita.
3.      Tahap Pengkajian Tekhnik pengkajian pertama kali diperkenalkan oleh William Farr pada tahun 1839 yang melakukan pengkajian terhadap data yang ada dan dari pengkajian ini berhasil dibuktikan adanya hubungan statistik antara peristiwa kehidupan dengan keadaan kesehatan masyarakat, adanya hubungan antara angka kematian dengan status perkawinan serta adanya hubungan antara tingkat social ekonomi dengan tingkat kematian penduduk.
Dengan cara kerja yang sama John Snow pada tahun 1849 berhasil membuktikan adanya hubungan antara timbulnya penyakit kolera dengan sumber air minum penduduk.  Tehnik yang dilakukan oleh William Farr dan John Snow ini hanya melakukan pengkajian data yang telah ada dalam arti yang terjadi secara alamiah bukan dari hasil percobaan sehingga dikenal dengan tahap eksperimen alamiah.
4.      Tahap Uji coba Cara kerja ini telah lama dikenal dikalangan kedokteran. Pada tahun 1774 Lind melakukan pengobatan kekurangan vitamin C dengan pemberian jeruk. Jenner pada tahun 1796 juga melakukan uji coba klinis terhadap vaksin cacar terhadap manusia. Di dalam perkembangan batasan epidemiologi selanjutnya mencakup sekurang-kurangnya 3 elemen yaitu:
1.        Mencakup semua penyakit Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara maju, epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan.
2.        Populasi
Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari penyakit-penyakit individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi masyarakat atau kelompok.
3.        Pendekatan ekologi Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total lingkungannya.



BAB III
PENUTUP
3.1  SIMPULAN
1. Sejarah perkembangan epidemiologi dilatar belakangi oleh:
a. Tantangan zaman dimana terjadi perubahan masalah dan perubahan pola penyakit.
b. Perkembangan ilmu pengetahuan lainya.
2. Teori- teori yang menjelaskan tentang proses terjadinuya suatu penyakit yaitu:
Contagionn Theory, Hippocratic Theory, Miasmatic Theory, Epidemic Theory, Theory Kuman, Theory Multi kausa.
3. Tokoh-tokoh dalam sejarah perkembangan epidemiologi antara lain:
Antonio Van Leeuwenhoek, Robert Koch, Max Van Patternkofer, John Snow, Percival pott, James Lind, Dool dan Hill.
4. Ruang lingkup epidemiologi dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a.     Subjek dan objek epidemiologi adalah masalah kesehatan
b.    Masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk kepada masalah kesehatan yang ditemukan pada sekelompok manusia.
c.     Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan
data tentang frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan tersebut.
5. Secara garis besar jangkauan epidemiologi antara lain:
a.    Epidemiologi Penyakit Menular
b.   Epidemiologi penyakit tidak menular
c.    Epidemiologi Klinik
d.   Epidemiologi Kependudukan
e.    Epidemiologi pelayanan kesehatan
f.    Epidemiologi Lingkungan dan Kesehatan Kerja
g.   Epidemiologi Kesehatan Jiwa
h.   Epidemiologi Gizi
i.     Epidemiologi Kesehatan Reproduksi
j.     Epidemiologi Perencanaan
k.   Epidemiologi Perilaku
l.     Epidemiologi Genetik
m. Epidemiologi Kesehatan Drurat
n.    Epidemiologi Remaja
o.    Epidemiologi Kausalitas

4.2 SARAN
 Setelah makalah yang bertema pendidikan ini dapat menambah wawasan mahasiswa. Sehingga mahasiswa tidak hanya tahu tetapi juga dapat memahami sejarah dan perkembangan konsep epidemiologi keperawatan serta dapat mengaplikasikanya dalam kehidupan sehari-hari.

















                                         



DAFTAR PUSTAKA
Azwar,Azrul.1988. Pengantar Epidemiologi. Binarupa Aksara : Jakarta Barat
Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi. Rineka Cipta : Jakarta.
Effendy, Nasrul.1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Penerbit Buku Kedokteran . Jakarta
Kasjono,heru subaris dan Heldhi B. Kristiawan.2008. Intisari Epidemiologi.Mitra Cendekia : Jogjakarta.
Murti, Bhisma.1997. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Rinekacipta : Jakarta
Noor,Nasri.2000. Dasar Epidemiologi. Rineka Cipta : Jakarta.
Notoatmodjo,Soekidjo.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta.
http://Epidemiolog.Wordpress.com./2008/11/08/Ruang-Lingkup Epidemiologi.
diakses tanggal 29 Oktober 2012.
http://Epidemiolog.Wordpress.com /2008/05/11/Sejarah Epidemiologi -2.
Diakses tanggal 29 Oktober 2012.
http://Epidemiolog.Wordpress.com./2008/05/11 Dasar epidemiologi .
Diakses tanggal 29 Oktober 2012.



GLOSARIUM

Bubonic adalah pembesaran kelenjar limfe.
Determinan adalah faktor yang menyatakan sifat kesatuan atau kejadian.
Ebola adalah  salah satu bentuk viral (virus) haemorrhagic fever yang biasanya yang ditularkan lewat kutu.
Epidemic adalah penyakit yang menyerang banyak orang di wilayah dan menyerang orang dalam waktu bersamaan dan cepat menyebar secara luas.
Keropeng  adalah ruam.
Pandemi adalah infeksi yang menyebar diseluruh Negara.
Pnemonik adalah berkaitan dengan paru atau pneumonia.
Scurvy  adalah kurang vitamin c
Tar adalah cairan kental berwarna hitam atau coklat gelap yang diperoleh dari berbagai spesies pinus atau batu bara bituminosa.
Variola adalah Cacar.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar